Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pewarna Makanan Berbaya





HINDARI  ZAT  PEWARNA YANG BERBAHAYA 
PADA MAKANAN
Menurut menurut  Peraturan   Menteri  Kesehatan  Republik Indonesia No 033 Tahun 2012  tentang Bahan Tambahan Pangan Pewarna (Colour) adalah bahan tambahan pangan berupa pewarna alami dan pewarna sintetis, yang ketika ditambahkan atau diaplikasikan pada pangan, mampu memberi atau memperbaiki warna.
Kualitas bahan pangan pada umumnya sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti citarasa, tekstur dan nilai gizinya, juga sifat mikrobiologis. Tetapi sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan, secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan kadang – kadang  sangat menentukan(Cahyadi W,2009).
Menurut  FDA pewarna adalah zat warna atau tambahan bahan lain yang di buat dengan cara sintetik atau cara kimia lain atau bahan alami dari tanaman, hewan, mineral, dan sumber lain yang dapat ditambahkan ke dalam bahan makanan, obat dan kosmetik menjadi bagian warna dari bahan tersebut (Afrianti. H.L,2008). Penambahan bahan pewarna pada makanan di lakukan untuk beberapa tujuan , yaitu :
1.         Memberi kesan menarik bagi konsumen
2.         Menyeragamkan warna makanan
3.         Menstabilkan wara makanan
4.         Menutupi perubahan warna selama proses pengolahan
5.         Mengatasi perubahan warna selama penyimpanan
Berdasarkan  sumbernya  zat  pewarna digolongkan menjadi dua, yaitu :
a.       Pewarna alami
Menurut  Peraturan   Menteri  Kesehatan  Republik Indonesia No 033 Tahun 2012  tentang Bahan Tambahan Pangan Pewarna Alami (Natural Colour)  adalah Pewarna yang di buat melalui proses ekstraksi, isolasi, atau derivatisasi (sintetis parsial) dari tumbuhan, hewan, mineral atau sumber alami lain, termasuk pewarna alami. Pewarna alami adalah pewarna yang berasal dari hasil ekstraksi tumbuhan, hewan,  dan sumber-sumber mineral lainnya. Zat warna ini  telah digunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman dari  pada  zat  pewarna sintesis seperti anaato sebagai sumber warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan begitu juga karoten dan klorofil (Afrianti. H.L,2008).
Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan,misalnya daunpandan, daun suji,hijau dan kunyit. Banyak warnacemerlang yang di punyai olehtanaman dan hewan dapat digunakan sebagai pewarna makanan. Beberepa pewarna alami ikut menyumbangkan nilai nutrisi (karotenoid,riboflavin dan kobalamin), merupakan bumbu (kunir dan paprika) atau pemberi rasa (caramel) ke bahan olahannya (Cahyadi W,2009).
Tabel 1. Bahan Pewarna Alami  yang Diizinkan di Indonesia
No
Nama BTP Warna Alami (Natural Clour
INS
1
Kurkumin CI. No. 75300 (Curcumin)
100
2
Riboflavin (sintetik) (Riboflavin


Riboflavin (sintetik) (Riboflavin, synthetic)
101(i)

Riboflavin 5’- natrium fosfat (Riboflavin 5'-phosphate
sodium)
101 (ii)

Riboflavin dari Bacillus subtilis (Riboflavin (Bacillus
subtilis))
101 (iii)
3
Karmin dan ekstrak cochineal CI. No. 75470 (Carminesand cochineal extract):


Karmin CI. No. 75470 (Carmines)
120

Ekstrak cochineal No. 75470 (Cochineal extract)
120
4
Klorofil CI. No. 75810 (Chlorophyll)
140
5
Klorofil dan klorofilin tembaga kompleks CI. No.75810
(Chlorophylls and chlorophyllins, copper complexes)
141
6
Karamel I (Caramel I – plain)
150a
7
Karamel III amonia proses (Caramel III – ammonia
process)
150c
8
Karamel IV amonia sulfit proses (Caramel IV – sulphite
ammonia process)
150d
9
Karbon tanaman CI. 77266 (Vegetable carbon)
153
10
Beta-karoten (sayuran) CI. No. 75130 (Carotenes,
beta(vegetable))
160a(ii)
11
Ekstrak anato CI. No. 75120 (berbasis bixin) (Annatto
extracts, bixin based)
160b(ii)
12
Karotenoid (Carotenoids):


Beta-karoten (sintetik) CI. No. 40800 (beta-Carotenes,
synthetic)
160a(i)

Beta-karoten dari Blakeslea trispora (beta-Carotenes
(Blakeslea trispora))
160a(ii)

Beta-apo-8’-karotenal CI. No. 40820 (beta-Apo-8'-
Carotenal)
160e

Etil ester dari beta-apo-8’asam karotenoat CI. No.
40825 (beta-apo-8'-Carotenoic acid ethyl ester)
160f
13
Merah bit (Beet red)
162
14
Antosianin (Anthocyanins)
163
15
Titanium dioksida CI. No. 77891 (Titanium dioxide)
171
Sumber  :  Peraturan   Menkes  R. I. No 033 Tahun 2012 
b.      Pewarna Sintetis
Menurut  Peraturan   Menteri  Kesehatan  Republik Indonesia No 033 Tahun 2012  tentang Bahan Tambahan Pangan Pewarna Sintetis (Synthetic Colour) adalah Pewarna yang diperoleh secarasintesis kimiawi.Pewarna sintetis mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan  pewarna alami, yaitu mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil, dan biasanya lebih murah. Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis dalam makan menurut “joint FAO/WHO Expert Comitee on Food Additivies (JCCFA)” dapat digolongkan dalam beberapa kelas yaitu azo, triaril metana,quinolin,xantin, dan indigoid.
Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersfiat racun. Pada pembuatan zat warna organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara dulu yang kadang-kadang berbahaya dan seringkali tertinggal dalam hal akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya (Cahyadi W,2009).
Tabel 2. Bahan Pewarna Sintetis yang Diizinkan di Indonesia
No
Nama BTP Pewarna sintetis (Synthetic colour)
INS
1
Tartrazin CI. No. 19140 Tartrazine
102
2
Kuning kuinolin CI. No. 47005 Quinoline yellow
104
3
Kuning FCF CI. No. 15985 Sunset yellow FCF
110
4
Karmoisin CI. No. 14720 (carmoisine)
122
5
Ponceau 4R CI. No. 16255 (Ponceau 4R)
124
6
Eritrosin CI. No. 45430 (Erythrosine)
127
7
Merah allura CI. No. 16035 (Allura red)
129
8
Indigotin CI. No. 73015 (Indigotine)
132
9
Biru berlian FCF CI No. 42090 (Brilliant blue FCF)
133
10
Hijau FCF CI. No. 42053 (Fast green FCF)
143
11
Coklat HT CI. No. 20285 (Brown HT)
155
Sumber  :  Peraturan   Menkes  R. I. No 033 Tahun 2012 
c.       BahayaRhodaminBBagi Kesehatan
Rhodamin B dengan rumus kimia C28H31N2O3Cl adalah senyawa yang  larut  dalam lemak dan alcohol serta klorida Rhodamin B adalah pewarna  sintetis  berwarna   merah   yang digunakan   pada industry tekstil dan kertas. Rhodamin B berbentuk Kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar (berfluorosensi kuat). Keracunan  yang  ditimbulkan yaitu lambatnya kenaikan berat badan dan terjadinya kanker hati. Bila Rhodamin B tersebut masuk melalui makanan maka akan mengakibatkan irittasi pada saluran pencernaan (Cahyadi W,2009).
Penggunaan Rhodamin B dalam pangan tentunya berbahaya bagi kesehatan. Adanya produsen pangan yang masih menggunakan Rhodamin B pada produknya mungkin dapat disebabkan oleh pengetahuan yang tidak memadai mengenai bahaya penggunaan bahan kimia tersebut pada kesehatan dan juga karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah. Selain ituRhodamin B sering digunakan sebagai pewarna makanan karena harganya relatif lebih murah daripadapewarna  sintetis  untuk pangan, warnayang  dihasilkan  lebih menarik dan tingkat stabilitas warnanya lebih baik  daripada pewarna alami. Rhodamin B sering  disalahgunakan  pada pembuatan  kerupuk, terasi, cabe merah giling, agar-agar,aromanis/kembang gula, manisan, sosis, sirup, minuman, dan lain-lain. Ciri-ciri pangan yang mengandung  Rhodamin B antara  lain warnanya cerah mengkilap dan lebih mencolok, terkadang  warna terlihat tidak homogen (rata),ada  gumpalan  warna pada produk, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih   pahit. Biasanya Produk pangan yang mengandung Rhodamin B tidak mencantumkan kode, label, merek, atau identitas lengkap lainnya (Anonim,2014).
 Referensi

Afrianti.H.L,(2008). Teknologi Pengawetan Pangan,Alfabeta. Bandung.

Cahyadi,W.(2009). Bahan Tambahan Pangan.Bumi Aksara. Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 033 Tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta









Post a Comment for "Pewarna Makanan Berbaya "