Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Intensitas Kebisingan Di Sekolah Menengah Atas Negeri I Manado Tahun 2014 ( Bab Iv & V)

 






A.    Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1.     Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Manado

SMA Negeri 1 Manado adalah Sekolah Menengah Atas Negeri yang pertama di kota Manado yang didirikan pertama kali bernama SMA Negeri Bagian BC Manado tertanggal 31 Oktober 1950 terhitung mulai 01 Nopember 1950 dengan Kepala Sekolah H.Ch. Abutan dan Wakil Kepala Sekolah J.R.C. Supit. Pada tahun 1956 SMA Negeri Bagian BC Manado membuka filial Amurang yang sekarang menjadi SMA Negeri Amurang dengan Kepala Sekolah waktu itu adalah F.C.Mangindaan. Kemudian tahun 1957 SMA Negeri Bagian BC Manado ketambahan satu jurusan lagi yakni jurusan A (Bahasa) sehingga menjadi SMA Negeri bagian ABC Manado. Oleh karena kebutuhan akan pendidikan SMA semakin meningkat, maka SMA Negeri ABC Manado di bagi menjadi dua yakni SMA Negeri 1 Manado dan SMA Negeri 2 Manado terhitung mulai 01 Agustus 1960.

2.     Keadaan Peserta Didik                              

Jumlah siswa yang dididik di SMA Negeri 1 Manado pada saat ini berjumlah 2.118 orang siswa dengan jumlah kelas sebanyak 55 ruang.

3.     Tenaga Pendidik

Jumlah  Guru yang ada saat ini sebanyak 88 orang, dengan rincian :

a.     Guru Tetap (PNS)     : 85 orang

1)    S1 sebanyak   : 71 Orang

2)    S2 sebanyak    : 14 Orang

b.     Guru Depag              : 3 Orang

c.     Guru Honorer           : 12 Orang (1 Orang Bergerlar S3)

d.     Instruktur ICT           : 1 Orang

4.     Tenaga Kependidikan (Tata Usaha)

Jumlah staf tata usaha sebnyak 15 orang, dengan rincian :

a.     Pegawai tetap (PNS) : 9 Orang

Latar belakang pendidikan

1)    SLTA                 : 8 Orang

2)    S1                       : 1 Orang

b.     Pegawai Honorer      :  7 Orang

 

B.    Hasil Penelitian

Intensitas kebisingan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Manado Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, dapat di sajikan pada Tabel berikut ini :

Tabel 1.  Intensitas Kebisingan pada pengukuran pagi hari di SMA Negeri 1 Manado.

 

No

Waktu Pengukuran

Intensitas Kebisingan (dBA)

Tertinggi

Terendah

Rerata

1.

Senin, 19 Mei 2014

Jam : 06.00 – 0.700

74,2 dB

59,2 dB

66,45 dB

2.

Rabu, 21 Mei 2014

Jam : 06.00 – 0.700

79,35 dB

51,05 dB

62,05 dB

3.

Jumat, 23 Mei 2014

Jam : 06.00 – 0.700

62,15 dB

47,1 dB

59,17 dB

 

Rata-rata

 

 

62,55 dB

                

Dari Tabel 1 diketahui bahwa Intensitas kebisingan tertinggi pada pengukuran  pagi yaitu pada hari Senin (21 Mei 2014) sebesar 66,45 dB. Sedangkan intensitas kebisingan terendah terjadi pada hari Jumat (23 Mei 2014) sebesar 59,17 dB dan rata-rata intensitas kebisingan pagi hari yaitu sebesar 62,55 dB  dan pengukuran dilakukan pada jam 06.00-07.00. Dengan melihat tabel hasil pengukuran di atas, telah melebihi nilai ambang batas kebisingan untuk sekolah yaitu 55 dB.

Tabel 2.  Intensitas Kebisingan pada pengukuran siang hari di SMA Negeri 1 Manado.

 

No

Waktu Pengukuran

Intensitas Kebisingan (dBA)

Tertinggi

Terendah

Rerata

1.

Senin, 19 Mei 2014

Jam : 10.30 – 12.00

79,05 dB

55 dB

67,50 dB

2.

Rabu, 21 Mei 2014

Jam : 10.30 – 12.00

76,05 dB

55 dB

72,72 dB

3.

Jumat, 23 Mei 2014

Jam : 10.30 – 12.00

72,8 dB

55,4 dB

62,85 dB

 

Rata-rata

 

 

67.69 dB

                

Dari Tabel 2 diketahui bahwa intensitas kebisingan tertinggi pada pengukuran  Siang hari yaitu pada hari Rabu (21 Mei 2014) sebesar 72,72 dB. Sedangkan intensitas kebisingan terendah terjadi pada hari Jumat (23 Mei 2014) sebesar 62,85 dB dan rata-rata tingkat kebisingan siang hari yaitu sebesar 67,69 dB dan pengukuran dilakukan pada jam 10.30-12.00. Dengan melihat tabel hasil pengukuran di atas, telah melebihi nilai ambang batas kebisingan untuk sekolah yaitu 55 dB.

 

Tabel. 3  Intensitas Kebisingan  di  SMA Negeri 1 Manado.

 

No

Hari,Tgl

Waktu Pengukuran

Hasil Pengukuran (dBA)

Jumlah Kendaraan Yang Melintas

1

Senin

06.00 - 12.00

66,97  dB

627/hari

2

Rabu

06.00 - 12.00

67,38  dB

653/hari

3

Jumat

06.00 - 12.00

61,01  dB

345/hari

 

Rata-rata

 

65,12 dB

 

 

 

 

 

 

Dari Tabel 3 diketahui bahwa intensitas kebisingan tertinggi yaitu pada hari Rabu (21 Mei 2014) sebesar 67,38 dB. Sedangkan tingkat kebisingan terendah terjadi pada hari Jumat (23 Mei 2014) sebesar 61,01 dB, dan rata-rata tingkat kebisingan perhari yaitu sebesar 65,12 dB  dan pengukuran dilakukan pada jam 06.00-12.00 wita.

 

C.    Pembahasan

 

Berbagai dampak kebisingan terhadap kesehatan sangat luas mulai dari gangguan psikologis ringan sampai berat,keluhan dan tindakan tak terkendalikan sampai kehilangan pendengaran. Suara bising dihaliskan oleh berbagai sumber utama, tergantung di mana tempat orang tersebut berada. Orang yang bekerja pada industri berat, sumber utama bising berasal dari suara mesin. Sekolah yang  berada dekat jalan raya atau di pinggiran jalan raya sumber utama bising berasal dari kendaraan bermotor dan sumber bising juga dari kegiatan siswa di dalam kelas. Walaupun sebenarya sumber utama yang disebutkan tadi, bising dapat bersumber dari kegiatan manusia itu sendiri. Misalnya pertukangan,pandai besi, suara radio, televisi dan tape. Bunyi kendaraan bermotor memberi kontribusi suara bising yang paling besar terhadap siswa dan guru yang berada di sekolah yang berdekatan dengan jalan raya.

Berdasarkan Hasil penelitian Intensitas  kebisingan tertinggi yaitu pada hari Rabu, 21 Mei 2014 sebesar 67,38 dB. Sedangkan tingkat kebisingan terendah terjadi pada hari Jumat, 23 Mei 2014 sebesar 61,01 dB, dan rata-rata intensitas kebisingan yaitu sebesar 65,12 dB. Hal tersebut menunjukkan bahwa intensitas  kebisingan di SMA Negeri 1 Manado sudah melebihi nilai ambang batas yang diperkenankan sesuai dengan KEP.MEN.48/MENLH/11/1996 tentang nilai ambang batas yang aman di lingkungan sekolah adalah 55 dB.

Hal ini dikarenakan letak SMA Negeri 1 Manado  terletak di jalur lalu lintas padat kendaraan pada jam-jam tertentu, dikarenakan lokasinya berdekatan dengan sarana umum lainnya, seperti Gedung Keuangan Kantor Penyitaan Keuangan dan Lelang Negara  Kementerian Keuangan RI , Bengkel ,Sekolah-Sekolah lainnya, yang dalam aktivitas menuju sarana-sarana tersebut menggunakan kendaraan baik pribadi maupun kendaraan umum, Selain itu dekatnya jarak sekolah dengan jalan raya , pada saat-saat tertentu mengalami kemacetan hingga di depan SMA , mempunyai potensi bising yang bersumber dari klakson dan mesin kendaraan. Keadaan inilah yang turut menyumbang besarnya potensi bising di sekolah.

Selain itu jarak kelas  sekolah  dari tepi jalan raya berjarak sekitar 4 meter. Interpretasinya semakin dekat jarak ruang kelas dengan sumber bising, semakin besar kebisingan yang diterima, sehingga berdampak yang terjadi akan semakin besar, hal ini dikarenakan bahwa lingkungan sekolah tersebut masih belum memadai, meskipun sudah terdapat barrier berupa tembok maupun pohon, namun kebisingan sampai dikelas masih tinggi,sehingga perlu penambahan barrier (pohon) yang ditanam didepan sekolah guna meredam atau mengurangi kebisingan jalan raya sampai pada pendengaran siswa, pemasangan gorden pada jendela, pemasangan karet atau busa pada pintu yang bertujuan mereduksi atau meredam kebisingan, serta penambahan penghawaan buatan seperti kipas angin atau AC.

Pengukuran tingkat kebisingan disekolah dilakukan selama aktivitas belajar mengajar berlangsung. Pada penelitian ini pengukuran Intensitas kebisingan di  SMA Negeri 1 Manado  di lakukan  pengukuran bervariatif yaitu di lakukan tiga kali pengukuran dalam satu minggu dengan melihat perbedaan intensitas kebisingan. Pengukuran  di lakukan  pukul 06.00  - 07.00  pagi. Asumsinya, pada jam-jam tersebut keadaan jalan raya sudah mulai ramai di lewati  kendaraan sedangkan pengukuran yang kedua di lakukan pada siang hari pada pukul  10.30 -    12.00 Asumsinya pada jam tersebut sudah mulai terjadi arus pulang dari sekolah maupun aktivitas lainnya. Dengan asumsi tersebut diharapkan bisa di tentukan  perbedaan tingkat rata-rata  intensitas kebisingan.

 

 

 

 

Untuk memperjelas Intensitas kebisingan di  SMA Negeri 1 Manado  dapat di lihat di gambar di 2.

Gambar 2 : Rata-rata Intensitas Kebisingan di  SMA Negeri 1 Manado 

Dari gambar 2 di atas dapat di lihat bahwa Jumlah kendaraan bermotor yang melintas pada saat dilakukan pengukuran sangat berpengaruh terhadap  pengukuran intensitas kebisingan. Seperti yang terjadi pada pengukuran yang dilakukan pada hari Senin, 19 Mei 2014, yaitu jumlah kendaraan  yang melintas sebesar 627 kendaraan dengan intensitas kebisingan yang terukur sebesar 66,97 dB. Jumlah kendaraan yang melintas pada hari Rabu, 21 Mei 2014 sebesar 653 kendaraan dengan intensitas kebisingan terukur sebesar 67,38 dB. Sedangkan jumlah kendaraan bermotor yang melintas pada hari Jumat, 24 Mei 2014 sebesar 345 kendaraan bermotor dengan intensitas kebisingan sebesar 61,01 dB. Ini menunjukkan bahwa variasi jumlah kendaraan bermotor yang melintas dengan variasi intensitas kebisingan yang terukur perhari mulai dari Senin , Rabu dan Jumat hasilnya tidak sama. Kondisi tersebut diatas dikarenakan kebisingan perhari yang terukur berbeda satu sama lainnya, dimana mobilitas kendaraan bermotor yang melintas di jalur tersebut berbeda baik jumlah (kepadatan) maupun kecepatannya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Intensitas kebisingan yang tertinggi pada hari Rabu, 21 Mei 2014 sebesar 653 kendaraan dengan tingkat kebisingan terukur sebesar 67,38 dB. Hal ini di sebabkan terjadi peningkatan jumlah kendaraan yang melintas di depan sekolah dan juga terjadi peningkatan aktifitas di sekitar sekolah yang lain bahkan juga perkantoran yang berdekatan dengan sekolah tersebut. Sedangkan terjadi penurunan pada hari Jumat, 23 Mei 2014 sebesar 345 kendaraan dengan intensitas  kebisingan sebesar 61,01 dB. Kondisi  ini terjadi akibat  penurunan jumlah kendaraan dan kegiatan yang di sekitar sekolah yang tidak terlalu ramai. Hasil penelitian ini berbeda Bila di bandingkan dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Sulastri (2009) pengukuran tingkat kebisingan didapat tingkat kebisingan tertinggi terjadi pada hari Senin, sebesar 58,7 dB. Sedangkan tingkat kebisingan terendah terjadi pada hari Rabu, sebesar 56,9 dB, dan rata-rata tingkat kebisingan perhari yaitu sebesar 57,1 dB. Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan  oleh Hidayati (2007), yang menyatakan bahwa semakin banyak kendaraan yang melintas, semakin besar potensi suara bising yang dihasilkan.  Hasil  penelitian  yang di lakukan oleh Miranda E (2007) , Dari hasil penelitian diperoleh rerata hasil pengukuran  intensitas  bising  pada  SDN  yang berada  dekat  jalan  raya  sebesar  80,8  dB, sedangkan intensitas bising SDN yang jauh dari jalan raya sebesar 54,6 dB.  Dapat disimpulkan  bahwa  guru  yang  mengajar  di sekolah  yang  terpapar  bising  memiliki  risiko kelelahan  bersuara  3,4  kali  lebih  tinggi dibandingkan  dengan  guru  yang  mengajar  di sekolah  yang  tidak  terpapar  bising.  Demikian juga,  dengan  guru  yang  mempunyai  intensitas suara  tinggi  saat  mengajar  akan  mengalami kelelahan  bersuara  3,2  kali  lebih  sering dibandingkan  guru  dengan  intensitas  suara rendah. Maknun J (2008) melakukan penelitian di sekolah Menengah Atas Negeri 1  Bandung mengenai “ Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas terhadap Efektivitas Proses Belajar Mengajar “ dengan Hasil penelitian yaitu : Tingkat kebisingan rata-rata  pada ruang X4 sebesar 69,3 dB lebih rendah di bandingkan dengan lebisingan pada ruang kelas X7 sebesar 73,5 dB, ini di mungkinkan karena ruangan kelas X4 memiliki jarak yang lebih jauh dari jalan raya dengan perbedaan sekitar 10 meter. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Wijayanti K (2008) di dapatkan hasil menunjukkan  bahwa  sebanyak  121  siswi mengalami  stres,  sedangkan  sebanyak  53  siswi  tidak  mengalaminya.  Dari hasil  pengukuran  menunjukkan  bahwa  rat-rata  intensitas  kebisingan  kelas adalah  75,70 dB,  dengan  intensitas  tertinggi  sebesar 88,61dB  dan  kebisingan terendah  adalah  67,30 dB. Sedangkan  hasil  rata-rata  skor  stres  adalah 6,6.

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Berdasarkan  hasil  penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai  berikut : Intensitas  kebisingan  di  SMA Negeri 1 Manado sudah melebihi nilai ambang batas yang diperkenankan sesuai dengan KEP.MEN.48/MENLH/11/1996 tentang nilai ambang batas yang aman di lingkungan sekolah yaitu 55 dB.

B. Saran

1.     Bagi pihak Sekolah penulis menyarankan penambahan pohon johar  yang ditanam di bagian depan,samping kiri dan bagian belakang Sekolah, pemasangan gorden pada jendela, pemasangan karet atau busa pada pintu dan jendela serta penambahan penghawaan buatan seperti kipas angin dan AC.

2.     Mengingat tingginya resiko pada sekolah yang terpajan bising jalan raya, khususnya  di SMA Negeri 1 Manado  yang dapat mempunyai dampak terhadap gangguan proses belajar siswa, maka bagi pihak pemerintah dalam menentukan lokasi sekolah perlu dipertimbangkan faktor kebisingan lingkungan sekitar.

3.     Perlu diadakan pemeriksaan pendengaran terhadap siswa dan guru yang ada di SMA Negeri 1 Manado.

4.     Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan waktu penelitian yang lebih lama dan pengukuran tingkat bising lingkungan sekolah dilakukan sepanjang jam belajar berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

 

Arikunto, S. (2002).  Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik,Edisi v. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Buchari, (2007). Kebisingan Industri dan Program Hearing Conservation Program.

 

Departemen Pekerjaan Umum (2005). Mitigasi dampak kebisingan akibat lalu lintas jalan. Pedoman Kontruksi dan Bangunan.Jakarta

Hidayati, Nurul. (2007). Pengaruh Arus Lalu Lintas Terhadap Kebisingan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. http://marno.lecture.ub.ac.id/files [09/01/2014]

 

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan .Jakarta

 

Maknun.,J, Hananto.S.,Busono T., (2008) Pengaruh Lalu Lintas terhadap Evektifitas Proses Belajar Mengajar. Jurnal Online. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196803081993031-JOHAR_MAKNUN/kebisingan-ruang-kelas.pdf [09/01/2014]

 

Miranda.,dkk (2007)  Pengaruh Bising Lingkungan Sekolah Terhadap Kelelahan Bersuara Pada Guru Sekolah Dasar. Bagian Telinga Hidung Tenggorok Fakultas KedokteranUniversitas Sumatera Utara/ Rumah Sakit H. Adam Malik Medan.

 

Mukono, H.J.(2006). Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Edisi Kedua, Jakarta

 

Mulia,R. (2005). Kesehatan Lingkungan. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

 

Notoatmodjo,S.(2005). Metodologi penelitian kesehatan., Edisi Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta.

 

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 tentang Sarana dan Prasarana tahun 2006 tentang Sarana dan Prasarana tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah MenengahPertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). [Online]Tersedia:http://www.pendidikandiy.go.id/file/mendiknas/24.pf. [09/01/2014]

 

Profil SMA Negeri 1Manado

Purnanta, M, (2005)  Pengaruh bising Terhadap Konsentrasi Belajar Murid Sekolah Dasar, Master Mini Dekade, yogyakarta. (diakses 12 Januari 2014).

Setiawan,R.,Arief D.T.,Handayani N.,Sawitri,P., (2001) . Studi awal analisa tingkat kebisingan lalu lintas pada jalan tol ruas waru-sidoarjo. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra,Surabaya.http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/01065/Tollway%20Noise%20Modelling.pdf [13/01/2014

---------http://inspirasibelajar.wordpress.com/2011/03/19/pengertian-proses-belajar-mengajar/. di akses tgl 10 Januari 2014

 

-------- http://rajabenih.com/johar-cassia-siamea

 

Subaris,H. (2007) . Hygiene Lingkungan Kerja,Mitra Cendekia,Jogjakarta.

Sulastri ,(2009). Dampak Kebisingan Jalan Raya Terhadap Gangguan Proses Belajar Siswa Kelas IX.5 SMP Negeri 15 Palembang http://defiangrenistikesmuhammadiyah.blogspot.com/2011/05/karya-tulis-sulastri.html di akses tgl 10/2014

Triwibowo C.M, 2013. Pengaruh kebisingan lalu lintas Terhadap Konsentrasi Belajar dan implikasinya dalam Hasil belajar Siswa Pada lingkungan Sekolah menengah atas negeri 13 bandung. Skripsi Jurusan pendidikan teknik arsitektur Fakultas pendidikan  Teknologi dan kejuruan Universitas pendidikan indonesia.

Wijayanti, K.(2008) Analisis Faktor Risiko Kebisingan Kelas dengan Skorgangguan Stres Siswa Sekolah Dasar di Kota Semarang. Skripsi.

 

Wulandari, ikron. (2007) Pengaruh Kebisingan Lalulintas Jalan Terhadap Gangguan Kesehatan Anak SDN Cipinang Muara Kecamatan Jatinegara, Jurnal Kesehatan Vol. II No. 1. di akses dari (http://journal.ui.ac.id/?hal=download&q=16htm, 12 Januari 2014).

 

Post a Comment for "Intensitas Kebisingan Di Sekolah Menengah Atas Negeri I Manado Tahun 2014 ( Bab Iv & V)"