Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tempat Penampungan Air (TPA) dengan Kepadatan Jentik Aedes aegypti di Kota Padang


Tempat Penampungan Air (TPA) dengan Kepadatan Jentik Aedes aegypti di Kota Padang

Aidil Onasis

Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang, Indonesia

Darwel Darwel

Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang, Indonesia

Rahmi Hidayanti

Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang, Indonesia

Dismo Katiandagho

Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado, Indonesia


ABSTRAK

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan penularan penyakit setelah perilaku adalah lingkungan. Keberadaan jentik Ae. aegypti pada suatu daerah dapat menjadi indikator adanya populasi nyamuk. Kepadatan nyamuk yang tinggi meningkatkan risiko transmisi penyakit yang dapat terjadi. Kota Padang merupakan daerah endemis DBD dan keberadaan serta kepadatan jentik diduga menjadi faktor penyebab penularan penyakit. Angka Bebas Jentik (ABJ) Puskesmas Andalas sebesar 92,9%, masih di bawah target sebesar 95% ABJ. Belum tercapainya target ABJ menunjukkan bahwa keberadaan jentik masih ada dan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit DBD.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional pendekatan observasional dan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Andalas pada bulan April-Juli 2021. Populasi penelitian adalah semua rumah di Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah, dan sampel berjumlah 64. Sampel diambil secara acak sederhana (simple random sampling). Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji statistik Mann-Whitney.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan jumlah Tempat Penampungan Air (TPA) dengan kepadatan jentik, namun keberadaan jentik dan upaya 3M Plus memiliki pengaruh terhadap kepadatan jentik. Kepadatan jentik dapat dikurangi dengan melakukan pengawasan terhadap keberadaan jentik di lingkungan. 

Kata kunci dari penelitian ini adalah Tempat Penampungan Air, Vektor, dan Kepadatan Jentik.


ABSTRACT

One factor that can cause disease transmission after behavior is the environment. The presence of Ae. aegypti larvae in an area can be an indicator of mosquito populations. High mosquito density increases the risk of disease transmission. Padang city is an endemic area for dengue fever and the presence and density of larvae are suspected to be a contributing factor to disease transmission. The larval-free rate (ABJ) of Andalas Community Health Center is 92.9%, which is still below the target of 95% ABJ. The failure to achieve the ABJ target indicates that the presence of larvae still exists and is a risk factor for dengue fever. This study used a cross-sectional observational research design and was conducted in the work area of Andalas Community Health Center from April to July 2021. The study population included all houses in Kubu Dalam Parak Karakah Sub-district, with a sample size of 64, selected through simple random sampling. Primary data was obtained through interviews using a questionnaire and analyzed using the Mann-Whitney statistical test. The results showed no difference in the number of Water Storage Containers (TPA) with larval density, but the presence of larvae and 3M Plus efforts had an effect on larval density. Larval density can be reduced by monitoring the presence of larvae in the environment. 

The keywords of this study are Water Storage Containers, Vector, and Larval Density.

References

  1. Hanafiah M, Asmilia N. Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes Spp di Gampong Peurada, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. J Ilm Mhs … [Internet]. 2019;3(4):224–31. Available from: http://www.jim.unsyiah.ac.id
  2. Wanti, Menofeltus D. Water container and the Aedes sp. larvae density in Endemic and Free Dengue Haemorrhagic Fever. J Kesmas. 2014;9(2):171–8.
  3. Depkes RI. Demam Berdarah Dengue. Bul Jendela Epidemiol. 2010;2.
  4. Kinansi RR, Pujiyanti A. Pengaruh Karakteristik Tempat Penampungan Air Terhadap Densitas Larva Aedes dan Risiko Penyebaran Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis di Indonesia. Balaba J Litbang Pengendali Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara. 2020;1–20.
  5. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil Kesehatan Tahun 2019. Padang;
  6. Masyarakat JK. Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes Sp. (House Index) Sebagai Indikator Surveilans Vektor Demam Berdarah Dengue Di Kota Semarang. J Kesehat Masy. 2017;5(5):906–10.
  7. Rulen BN, Siregar SH, Nazriati E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Jentik Aedes aegypti Terhadap Kejadian Demam Berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Din Lingkung Indones. 2017;4(1):59.
  8. Sidiq MN, Iskandar I, Romadhon YA. Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Antara Bak Mandi Di Perdesaan Dan Perkotaan Di Kecamatan Wonogiri. Biomedika. 2017;8(1).
  9. Lagu AMH, Damayati DS, Wardiman M. Hubungan Jumlah Penghuni, Jumlah Tempat Penampungan Air dan Pelaksanaan 3M Plus dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Sp di Kelurahan Balleangin Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep. Hig J Kesehat Lingkung [Internet]. 2017;3(1):22–9. Available from: http://103.55.216.56/ [Diakses pada 13 April 2021]
  10.  Apriyani, Umniyati Rahmah S, Sutomo AH. Sanitasi lingkungan dan keberadaan jentik Aedes sp dengan kejadian demam berdarah dengue di Banguntapan Bantul. Ber Kedokt Masy . 2017;33(2):79–84.



Untuk file lengkap silakan download PDF di bawah ini:

Download Artikel

Inc. -->

Post a Comment for "Tempat Penampungan Air (TPA) dengan Kepadatan Jentik Aedes aegypti di Kota Padang"