Tahapan Pengolahan Limbah Cair
Tahapan Pengolahan Limbah Cair
Tahapan pengolahan limbah cair Pretreatment
Pretreatment atau pra-pengolahan adalah tahap awal dalam pengolahan limbah cair yang bertujuan untuk mengurangi beban limbah cair dan mempersiapkan limbah cair untuk tahap pengolahan selanjutnya. Beberapa tahapan yang biasanya dilakukan dalam pretreatment limbah cair antara lain:
- Screening atau penyaringan: tahapan ini dilakukan untuk memisahkan bahan padat atau partikel yang berukuran besar dari limbah cair. Hal ini dilakukan dengan menggunakan ayakan atau saringan.
- Pengendapan: tahapan ini dilakukan untuk memisahkan bahan padat atau partikel yang berukuran kecil dari limbah cair. Hal ini dilakukan dengan membiarkan limbah cair mengendap secara alami atau dengan bantuan koagulan.
- Flotasi: tahapan ini dilakukan untuk memisahkan bahan-bahan yang ringan atau berat jenis rendah dari limbah cair. Hal ini dilakukan dengan menyuntikkan udara atau gas ke dalam limbah cair untuk membuat gelembung-gelembung kecil yang menempel pada partikel-partikel yang ringan dan membuatnya terangkat ke permukaan.
- Pengolahan biologi: tahapan ini dilakukan untuk menghilangkan bahan organik dalam limbah cair dengan menggunakan mikroorganisme. Proses ini dapat dilakukan dengan cara aerob (menggunakan oksigen) atau anaerob (tanpa oksigen).
Setelah melalui tahap pretreatment, limbah cair siap untuk diolah lebih lanjut, seperti dengan menggunakan proses pengolahan air limbah fisika-kimia atau biologi, hingga akhirnya limbah cair dapat diolah menjadi air yang dapat dipakai kembali atau dibuang ke lingkungan dengan aman dan tidak membahayakan.
Tahapan Pengolahan limbah cair Secondary treatment
Secondary treatment atau pengolahan sekunder adalah tahap kedua dalam pengolahan limbah cair yang bertujuan untuk menghilangkan bahan organik dan nitrogen dari limbah cair yang telah melalui tahap pretreatment. Beberapa tahapan yang biasanya dilakukan dalam secondary treatment antara lain:
- Proses aerasi: tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan udara ke dalam limbah cair yang telah dimurnikan sebelumnya. Udara yang masuk akan digunakan oleh bakteri untuk menguraikan bahan organik yang masih terkandung dalam limbah cair. Proses ini disebut juga dengan istilah pengolahan aerob.
- Pengendapan sekunder: tahapan ini dilakukan untuk memisahkan endapan bakteri dan partikel organik yang telah diuraikan oleh bakteri selama proses aerasi. Endapan yang terbentuk akan mengendap di dasar tangki pengendapan.
- Filtrasi: tahapan ini dilakukan untuk memisahkan partikel organik yang masih tersisa setelah proses pengendapan sekunder. Proses ini dilakukan dengan cara memompa air limbah yang telah melewati tahapan pengendapan ke dalam sebuah filter. Partikel-partikel organik yang masih tersisa akan tertahan di dalam filter dan air yang keluar dari filter dianggap telah cukup jernih untuk dilepaskan ke lingkungan.
- Pengolahan nitrogen: tahapan ini dilakukan untuk menghilangkan nitrogen yang terkandung dalam limbah cair. Proses ini dilakukan dengan cara memanfaatkan bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi.
Setelah melalui tahap secondary treatment, limbah cair akan memiliki tingkat kejernihan yang lebih tinggi dan dapat dilepaskan ke lingkungan dengan aman. Namun, jika kualitas air yang lebih tinggi dibutuhkan untuk kepentingan tertentu, seperti untuk air minum, maka limbah cair harus menjalani tahap pengolahan tambahan yang lebih lanjut.
Tahapan pengolahan air limbah Tertiary treatment
Tertiary treatment atau pengolahan tersier adalah tahap ketiga dalam pengolahan limbah cair yang bertujuan untuk memurnikan air limbah hingga mencapai standar kualitas air tertentu, sehingga dapat digunakan kembali untuk berbagai keperluan. Beberapa tahapan yang biasanya dilakukan dalam tertiary treatment antara lain:
- Filtrasi lanjutan: tahapan ini dilakukan dengan cara memompa air limbah yang telah melewati tahap secondary treatment ke dalam filter lanjutan yang lebih halus. Filter ini dapat terdiri dari media filter pasir, karbon aktif, atau membran filter.
- Disinfeksi: tahapan ini dilakukan untuk membunuh bakteri dan virus yang masih tersisa dalam air limbah setelah tahap filtrasi. Disinfeksi dapat dilakukan dengan cara menggunakan klorin, ozon, atau sinar ultraviolet.
- Pengolahan fosfor: tahapan ini dilakukan untuk menghilangkan fosfor yang terkandung dalam air limbah. Proses ini dilakukan dengan cara mengendapkan fosfor dalam bentuk senyawa fosfat dan menghilangkannya dari air limbah.
- Pengolahan logam berat: tahapan ini dilakukan jika air limbah mengandung logam berat yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Proses ini dapat dilakukan dengan cara pengendapan, adsorpsi, ataupun pengolahan dengan menggunakan bahan-bahan kimia.
Setelah melalui tahap tertiary treatment, air limbah akan memiliki kualitas yang tinggi dan dapat digunakan kembali untuk berbagai keperluan, seperti irigasi, pengairan taman, atau bahkan untuk air minum. Namun, tahap pengolahan ini memerlukan teknologi dan investasi yang cukup besar, sehingga tidak semua instalasi pengolahan limbah cair dilengkapi dengan fasilitas untuk tertiary treatment.
Gambar Desain IPAL Laundry
Desain oleh : Mahasiswa Prodi S1 Terapan Sanitasi Lingkungan Polkesdo |
PERHITUNGAN TONG 1 DAN TONG 2
Diketahui :
V (Kapasitas) = 156 Liter
DT (Waktu Tinggal) = 8 jam
t (Waktu) = 24 jam = 1440 menit
Ditanya : Q (debit) ?
Penyelesaian :
Q = V/DT
= 156 Liter = 156 liter = 0,325 Liter/menit
8 jam 480 menit
V = Q . t
= 0,325 liter/menit x 1.440 menit
= 468 liter/hari = 468 liter/hari/24 Jam = 19,5 liter/jam
DT = V/Q
= 156 liter
19,5 liter/jam
= 8 jam
PERHITUNGAN TONG 3 DAN TONG 4
Diketahui :
V (Kapasitas) = 150 Liter
DT (Waktu Tinggal) = 8 jam
t (Waktu) = 24 jam = 1440 menit
Ditanya : Q (debit) ?
Penyelesaian :
Q = V/DT
= 150 Liter / 8 Jam = 150 liter/480 = 0,3125 Liter/menit
480 menit
V = Q . t
= 0,3125 liter/menit x 1.440 menit
= 450 liter/hari = 450 liter/hari /24 Jam = 18,75 liter/jam
DT = V/Q
= 150 liter
18,75 liter/jam
= 8 jam
Post a Comment for "Tahapan Pengolahan Limbah Cair"