Toksikologi Forensik: Mengungkap Keracunan Dan Pencemaran
" TOKSIKOLOGI FORENSIK:
MENGUNGKAP KERACUNAN DAN PENCEMARAN"
Oleh : Fajrin Ajusti Tubuon
edusanlingToksikologi forensik adalah salah
satu bagian dari ilmu pengetahuan yang sah. Menurut Saferstein, yang dimaksud
dengan ilmu pengetahuan yang sah adalah "pemanfaatan ilmu pengetahuan yang
rendah", sehingga secara umum ilmu pengetahuan yang terukur dapat dilihat
sebagai penerapan atau pemanfaatan ilmu pengetahuan eksplisit untuk nilai
pemolisian. Sebaiknya asumsikan bahwa Anda telah mengenal bidang toksikologi
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai definisi dan cakupan kerja
toksikologi terukur. Toksikologi adalah ilmu yang mengulas tentang kerja dan
efek berbahaya dari zat majemuk atau racun terhadap kerangka kerja biasa
makhluk hidup. Bahaya ini termasuk dalam peningkatan yang mungkin dapat merusak
makhluk hidup. Pikiran berbahaya yang masih berkeliaran di luar sana oleh:
Segmen, Pengumpulan Racun dalam Reseptor, Sifat Asli Zat Racun, Kondisi
Bioorganisme atau Struktur Bioorganisme, Daya Terima Makhluk Hidup dan Jenis
Efek yang Ditimbulkan. Toksikologi yang Sah Menginvestasikan energi yang sangat
besar dalam Penerapan atau Penggunaan Toksikologi untuk Tujuan yang Sah.
Pada kasus keracunan, toksikologi
forensik memiliki tanggung jawab untuk menganalisis jejak-jejak zat beracun
dalam tubuh korban, baik melalui pemeriksaan sampel darah, urin, atau jaringan
tubuh lainnya. Hal ini membantu dalam menetapkan jenis racun yang digunakan,
dosis yang diberikan, serta waktu pemaparan terhadap zat beracun tersebut.
Selain itu, dalam kasus pencemaran lingkungan, ahli toksikologi forensik
membantu dalam mengidentifikasi bahan kimia berbahaya yang mungkin terlibat
dalam pencemaran, mengevaluasi dampaknya terhadap lingkungan, serta
memperkirakan risiko kesehatan bagi masyarakat yang terpapar.
Dalam menyimpulkan jenis zat yang
tidak aman yang menyebabkan rasa sakit, sebagian besar waktu sedikit karena
siklus yang biasanya terjadi dalam tubuh manusia jarang sekali diproduksi bertahan dalam konstruksi yang luar
biasa di dalam tubuh. Zat-zat yang diproduksi, ketika masuk ke dalam tubuh akan
melalui kolaborasi Adme, secara eksplisit pemeliharaan, penyebaran, asimilasi,
dan pelepasan. Sebagai contoh, setelah memasuki tubuh, heroin dengan cepat
digunakan ke dalam berbagai kombinasi dan akhirnya menjadi morfin, sehingga
sangat penting untuk melakukan penilaian yang lebih jelas, misalnya, jenis
biomarker, proses penerimaan, wilayah tempat campuran pada kulit dan
ketidaksempurnaan zat untuk menyatakan jaminan. Zat yang merugikan dapat
dilemahkan dengan cara yang sama dengan teknik yang terkait dengan penyebaran
ke seluruh tubuh, sehingga sulit untuk dirasakan. Tetapi zat perusak dinilai
dalam gram atau miligram, tes yang dieksplorasi dapat mengandung zat beracun
atau biomarkernya dalam mikrogram atau nanogram, atau bahkan pikogram.
Sulit untuk menentukan apakah suatu
bahan sintetis aman atau berbahaaya. Sulit untuk menentukan apakah suatu zat
beracun. Hubungan reaksi/dampak adalah aturan yang paling penting dalam
toksikologi. Kontak zat berbahaya (reseptivitas) dengan elemen/tubuh alami
dapat melalui konsumsi, napas internal, atau pencernaan kulit. Zat-zat yang
berbahaya umumnya masuk ke dalam hewan/tubuh dalam jumlah yang sedikit dan
besar (ekstrim), atau dalam jumlah yang sedikit namun terkumpul dalam jangka
waktu tertentu (ditentukan).
Saat ini hanya ada beberapa
biomarker keterbukaan ekologi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keterbukaan secara kuantitatif. Secara keseluruhan, biomarker penerimaan
menawarkan petunjuk semi-kuantitatif dan abstrak tentang transparansi. Namun,
penggunaan biomarker juga dapat mendorong teknik penilaian transparansi,
penggunaannya benar-benar memiliki batasan, terutama karena beberapa biomarker
telah didukung. Bukti pembeda sumber, farmakokinetik, waktu keterbukaan,
variasi alami, perubahan reaksi karena keterbukaan, metodologi pemeriksaan yang
mengganggu, dan kekhawatiran moral adalah beberapa masalah yang terkait dengan
penggunaan biomarker.
Media penting untuk penanda biologis
keterbukaan racun adalah darah dan urin. Darah dan urin, seperti udara
pernapasan dan ludah, dapat digunakan untuk mendata daya terima saat ini; daya
terima di masa lalu dapat dievaluasi termasuk darah dan urin bersama dengan
jaringan keratin (rambut dan kuku), jaringan keras (gigi dan tulang), jaringan
lemak, dan susu. Jaringan lemak dan tulang juga dapat mengungkapkan mata air
transparansi internal di masa depan. Media lain yang tersedia untuk biomarker
berkonsentrasi pada kotoran, dahak, dll. Waktu pemeriksaan model biasa
tergantung pada toksikokinetik masing-masing zat.
Namun ada sebagian prosedur yang
menyelidiki biomarker atau zat berbahaya dari berbagai sumber
kekotoran/penyakit, seperti anorganik, biasa, logam, air, udara, dan berbagai
media. Instrumen senyawa yang ada saat ini dapat digunakan untuk penyelidikan
zat berbahaya: Spektrometri Pemeliharaan Atom (aas) untuk Pengakuan Logam,
Kromatografi Gas (gc) untuk Pengungkapan Senyawa Reguler Temperamental,
Kromatografi Cair Eksekusi Dominan (hplc) untuk bukti Pengakuan Senyawa
Non-eksentrik.
Dengan mengintegrasikan pengetahuan
ilmiah toksikologi dengan kebutuhan investigasi forensik, toksikologi forensik
menjadi bagian kunci dalam upaya untuk mengungkap kasus keracunan dan
pencemaran lingkungan. Dalam memastikan keadilan dan perlindungan terhadap
lingkungan, peran toksikologi forensik sangatlah penting.
Post a Comment for " Toksikologi Forensik: Mengungkap Keracunan Dan Pencemaran"