Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian, Syarat, dan Good Hygiene Practices

 


Penjamah Makanan : Pengertian, Syarat, dan Good Hygiene Practices

Hygiene merupakan ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan berbagai cara untuk memperbaiki atau mempertahankan kesehatan (Purna Wijayanti, 2001). Intinya, hygiene adalah sebuah upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan dan lingkungan tempat orang tersebut berada.

Hygiene ini erat hubunganya dengan penjamah makanan. Nah, pada kesempatan kali ini kami akan memberikan informasi tentang penjamah makanan, mulai dari pengertian, syarat utama, dan berbagai hal yang berhubungan dengan penjamah makanan. Langsung saja silahkan simak artikelnya berikut ini.

Pengertian Penjamah Makanan

Menurut keputusan Menkes RI tentang persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran, yang dimaksud dengan penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan beserta peralatannya mulai dari persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai penyajian.

Tenaga pengolah atau yang disebut penjamah makanan adalah semua orang yang melakukan kegiatan pengolahan, dengan tidak melihat pada besarnya pekerjaan. Sedangkan menurut FAO (2001), tenaga penjamah makanan adalah orang yang secara langsung menangani makanan baik yang dikemas ataupun tidak, menangani peralatan makanan atau melakukan kontak langsung dengan permukaan makanan.

Syarat Utama Penjamah Makanan

Apa saja syarat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pengolah makanan atau penjamah makanan? Berikut beberapa syarat utama pengolah makanan:

1. Mempunyai Kesehatan yang Baik

Oleh karena itulah setiap pekerja disarankan untuk melakukan tes kesehatan terlebih dahulu. Terutama tes darah dan saluran pernapasan. Tes kesehatan ini harus dilakukan berulang setiap 6 bulan sekali, terutama untuk mereka penjamah makanan yang ada di dapur.

2. Berbadan Sehat dan Tidak Sakit

Syarat berikutnya untuk menjadi penjamah makanan adalah mempunyai badan yang sehat. Tenaga kerja yang dipekerjakan pada jasa boga tidak boleh mengidap penyakit menular seperti kolera, tifus, dan tuberkulosa. Selain itu, setiap karyawan juga harus mempunyai buku pemeriksaan kesehatan.

3. Kelompok yang Tidak Dibolehkan

Terdapat kelompok penderita penyakit yang tidak boleh dilibatkan dalam pengelolaan makanan. Yaitu mereka yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan, pencernaan, dan penyakit kulit. Tiga jenis penyakit ini bisa menular ke orang lain lewat makanan yang diolah atau disajikan penderita.

Rongga hidung manusia, terutama mereka yang menderita sinusitis mempunyai banyak sekali Staphylococcus. Hal ini juga berlaku untuk penderita bisul dan luka bernanah yang merupakan sumber potensial menyebarkan penyakit.

Untuk itulah para pekerja yang mempunyai luka di tubuh harus menutupi luka tersebut dengan pelindung yang kedap air seperti plester, sarung tangan karet atau plastik. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi perpindahan mikroba yang terdapat pada luka ke makanan.

Pengetahuan Penjamah Makanan

Kasus foodborne disease paling sering disebabkan karena praktik penanganan makanan yang kurang bagus. Contohnya karena kontaminasi silang dari peralatan masak dan penjamah makanan ketika proses pembuatan dan pengolahan makanan.

Kemenkes menyebutkan bahwa di tahun 2017 kemarin, kasus keracunan makanan menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) terbesar setelah penyakit difteri. Berdasarkan data Direktorat Kesehatan Lingkungan dan Public Health Emergency Operation Center (PHEOC) menyebutkan bahwa ada 163 kasus luar biasa karena keracunan pangan pada saat itu.

Jumlah kasus total ada 8.132 kasus dengan tingkat kematian karena keracunan pangan sebesar 0.1%. Urutan jenis makanan yang menyebabkan keracunan pangan adalah 17 kejadian karena masakan rumah tangga (36%), 13 kejadian karena pangan jasa boga (28%). 12 kejadian pangan jajan (26%), dan 5 kejadian pangan olahan (11%).

Oleh karena itulah, pengetahuan tentang higienis dan sanitasi alat, tempat produksi dan juga alat pelindung diri atau APD sangat penting untuk dipelajari dan diterapkan dalam pengolahan makanan untuk mengurangi risiko terkontaminasinya makanan.

Pengetahuan penjamah makanan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan lama bekerja di bidang pengelolaan makanan. Penelitian menyebutkan bahwa semakin lama waktu bekerja, usia, dan tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula pengetahuan orang tersebut tentang pekerjaan yang dilakukan.

Pengertian Good Hygiene Practices

Good Hygiene Practices adalah program kualitas pencegahan yang bisa dilakukan institusi penyelenggaraan makanan yang sangat membutuhkan kontrol tentang persyaratan higienis dan sanitasi pada setiap langkah pembuatan makanan.

Penerapan Good Hygiene Practices ini menghasilkan penurunan ketidaksesuaian perilaku penjamah makanan dengan kriteria higienis dan sanitasi. Perilaku pengolah makanan menjadi semakin baik dan menerapkan kebersihan serta kesesuaian peralatan dalam pembuatan makanan.

Keracunan makanan terjadi karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme maupun toksinya. Kontaminasi ini timbul dari cara pengolahan yang tidak sesuai, praktek penanganan yang tidak higienis, kontaminasi silang antar makanan, atau dari orang yang menyimpan mikroorganisme di kulit dan lubang hidung mereka.

Praktik yang tidak higienis dalam persiapan, penanganan, dan penyimpanan makanan bisa menciptakan kondisi yang membuat organisme berkembang biak menyebabkan bakteri, patogen, dan virus yang ditularkan lewat makanan.

Syarat-Syarat Hygiene Penjamah Makanan

Kebersihan diri dan kesehatan pengelolaan makanan adalah kunci keberhasilan dalam pembuatan makanan yang aman dan sehat. Hal ini karena penjamah makanan merupakan salah satu bagian yang bisa mencemari bahan makanan, baik itu secara fisik, biologis, ataupun kimia.

Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah pencemaran bahan pangan adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip personal hygiene. Berikut ini adalah syarat-syarat hygiene penjamah makanan:

1. Kondisi Kesehatan

  • Tidak menderita penyakit menular seperti pilek, batuk, influenza, diare ataupun penyakit menular lainnya.

  • Menutup luka terbuka, bisul, dan luka lainya.

2. Menjaga Kebersihan Diri

  • Mandi secara teratur dengan sabun dan air bersih.

  • Menggosok gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi secara teratur, paling sedikit adalah 2x sehari yaitu setelah makan dan sebelum tidur.

  • Membiaskan membersihkan lubang hidung, sela-sela jari, dan lubang telinga secara teratur.

  • Membersihkan tangan: kuku dipotong pendek, tidak di cat / kutek, bekas luka.

  • Mencuci rambut secara rutin minimal 2x seminggu.

3. Kebiasan Mencuci Tangan

  • Sebelum menjamah atau memegang makanan.

  • Sebelum memegang peralatan makanan.

  • Setelah keluar dari toilet.

  • Setelah mengerjakan pekerjaan lain seperti menyetir kendaraan, bersalaman, memperbaiki peralatan, memegang uang, dan lain-lain.

  • Setelah meracik bahan mentah seperti ikan, daging, sayur, dan lain-lain.

4. Perilaku Penjamah Makanan

  • Tidak menggaruk-garuk rambut, sela-sela jari/kuku, dan lubang hidung.

  • Tidak merokok.

  • Menutup mulut ketika bersin dan batuk.

  • Tidak memegang, mengambil, memindah, dan mencicipi makanan secara langsung dengan tangan (tanpa alat).

  • Tidak meludah sembarangan di ruang pengolahan makanan.

  • Tidak menyisir rambut sembarangan terutama saat berada di ruang persiapan dan pengolahan makanan.

5. Penampilan Penjamah Makanan

  • Menggunakan tutup kepala.

  • Selalu bersih, rapi dan memakai celemek.

  • Tidak memakai perhiasan.

  • Memakai alas kaki yang tidak licin.

  • Memakai sarung tangan jika dibutuhkan.

Nah itulah beberapa informasi yang dapat kami sampaikan tentang Penjamah Makanan meliputi pengertian, syarat utama, syarat higiene penjamah makanan sampai dengan pengetahuan tentang good hygiene practices.

Post a Comment for "Pengertian, Syarat, dan Good Hygiene Practices"